Untuk ke-empat kalinya, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa UNSIQ kembali mengadakan Pelatihan Bahasa Inggris (English Course) pada Rabu, 13 September 2023 lalu. English Course adalah salah satu program UPT Bahasa yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi Bahasa Inggris dosen dan tenaga pendidik di kalangan internal UNSIQ. UPT Bahasa melalui program English Course ini memfasilitasi berbagai pelatihan Bahasa Inggris, khususnya pada aspek-aspek penunjang karir dosen dan tenaga pendidik seperti TOEFL, Conversation Skills, motivasi melanjutkan studi ke luar negeri, dan lain-lain.
Sekitar pukul 09:00 WIB acara dimulai. Abdur Rofik, S.S., M.Pd selaku perwakilan UPT Bahasa membuka acara ini dengan memberi sambutan, ditemani oleh Arif Widyantoro, M.Pd sebagai moderator.
Tema pelatihan kali ini adalah “How to Translate Article” yang diproyeksikan khusus untuk para dosen, menyesuaikan salah satu kebutuhan mereka yaitu penerjemahan artikel ke dalam Bahasa Inggris sebelum diunggah ke jurnal. Pelatihan penerjemahan artikel ini menggaet dua narasumber yang kompeten di bidangnya yaitu Atinia Hidayah, S.S., M.Hum dan Puji Laksono, S.S., M.Hum yang merupakan dosen Bahasa Inggris di Fakultas Bahasa Arab dan Sastra (FBS). Selain dosen senior, keduanya adalah pentolan FBS; Atinia Hidayah merupakan Dekan FBS dan Puji Laksono anggota LPM (Lembaga Penjamin Mutu) UNSIQ yang juga mantan Dekan FBS periode sebelumnya.
Puji Laksono sebagai pemateri pertama banyak memaparkan teori-teori penerjemahan seperti Literal Translation (Terjemahan Harfiah), Amplification (Penambahan), Borrowing (Peminjaman), Reduction (Reduksi) beserta contoh-contohnya. Tidak hanya itu, Puji juga menghimbau para peserta agar tidak asal dalam menerjemah, seperti mengetahui dan menyesuaikan gaya selingkung jurnal yang akan diterbitkan, meneliti kembali kata dalam artikel yang sudah diterjemah melalui Google Translate, dan sebagainya. Di akhir pemaparannya, Puji memberi saran dan motivasi kepada peserta agar membentuk ekosistem menulis, seperti membuat grup Whatsapp, guna menambah semangat bersama dan mempermudah informasi terkait penerbitan jurnal, dan lain-lain.
Tidak berhenti di tahap teoretis saja, peserta langsung diajak praktik oleh Atinia Hidayah di sesi kedua. Sebelum memulai praktik penerjemahan, Bu Atin—sapaan akrabnya—menjelaskan tips menerjemah yang mudah namun kredibel. Pertama, pastikan tulisan atau artikel yang ditulis dalam Bahasa Indonesia adalah tulisan original hasil olah kata peserta sendiri (bukan menyadur dari tulisan orang lain). Tulisan hasil olah kata sendiri berarti tidak mengambil dari sumber digital manapun, yang secara otomatis memperkecil plagiarisme ketika diterjemahkan. Kedua, manfaatkan teknologi yang ada; dapat berupa aplikasi dan web-web penerjemahan gratis, seperti Grammarly.com, Quillbot.com, Prepostseo.com. Namun, Bu Atin selalu menekankan bahwa aplikasi berbasis AI (Artificial Intelligent) ini harus digunakan secara bijak. Walaupun aplikasi tersebut dibuat untuk mempermudah pekerjaan manusia, tetapi sebagai seorang akademisi, kita seharusnya tidak menggunakannya untuk memperoleh hasil instan. AI hanya digunakan sebagai alat penunjang yang mempermudah proses penerjemahan, bukan alat utama yang hasilnya mutlak kita ambil mentah-mentah. Proses mengidentifikasi dan menganalisa kata-kata terjemahan yang tepat juga diperlukan untuk hasil maksimal dan dapat dipertanggung jawabkan.
Masuk ke sesi praktik menerjemahkan, Bu Atin mengawalinya dengan menulis lima kalimat dalam Bahasa Indonesia yang akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Kemudian peserta diajak mengidentifikasi kata-kata yang kurang tepat dan efektif dalam kalimat tersebut. Setelah itu, Bu Atin mengartikannya per-kalimat menggunakan web-web AI di atas, kemudian membaca ulang kalimat tersebut. Peserta juga diajak mengidentifikasi ketepatan hasil terjemah kata dan frasa Bahasa Inggris dalam kalimat, dan menggantinya dengan kata atau frasa yang lebih tepat digunakan.
Pelatihan yang berlangsung sekitar tiga jam ini bertempat di teras kafe “Lingua Francafe” milik UPT Bahasa UNSIQ. Teras kafe dengan model semi terbuka menjadikan suasana pelatihan lebih asik, santai namun tetap serius. Antusiasme peserta juga terasa selama pelatihan berlangsung. Pelatihan ini diikuti dosen dari lintas fakultas seperti Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, serta Fakultas Ilmu Kesehatan.
Di akhir sesi pelatihan, sebagai bentuk apresiasi dan motivasi, UPT Bahasa memberi reward kepada Peserta Teraktif. Reward tersebut diberikan kepada Desty Putri Hanifah, M.Pd dari Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI). Dengan diadakannya pelatihan seperti ini, diharapkan dapat menunjang kompetensi Bahasa Inggris dosen UNSIQ dan membantu proses peningkatan jenjang karir mereka.